Santri Baru Putri saat Ziarah di Maqbaroh

Genggong-Kegiatan Masa Ta’aruf Santri Madrasah (Matsama) Madrasah Tsanawiyah Zainul Hasan Genggong di hari terakhir diisi dengan kegiatan ziarah ke makam para masyayikh Pesantren Zainul Hasan Genggong. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (27/7) ini Selain mengenalkan para pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong, kegiatan ini juga bertujuan  agar santri baru mengetahui sejarah dan kisah-kisah para pendiri pesantren.

Kegiatan religi ini dipandu oleh beberapa ustadz dari madrasah setempat, di antaranya Ustadz Sandi Zainullah dan Ustadz Ali Wapa untuk rombongan santri putra. Sedangkan santri putri dipandu oleh Ustadz Teguh Firmansyah, Ustad Agus Setiawan, dan Ustad Junaidi Sukian. Santri putra dan santri putri melakukan ziaroh secara bergantian.

Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut diawali oleh santri putra yang berangkat dari kantor MTs. Zaha Putra menuju maqbaroh yang berada di kompleks pesantren. Sedangkan santri putri menunggu di Aula Putri MTs. Zaha. Maqbaroh yang terletak di samping Masjid Jami’ Al-Barokah Pesantren Zainul Hasan Genggong ini terdapat makam pengasuh kedua Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Almarhum Al-‘Arifbillah KH. Moh. Hasan atau yang dikenal dengan sebutan Kiai Sepuh, makam pengasuh ketiga, KH.  Hasan Saifourridzal, dan Nyai Hj. Himami Hafsawati serta beberapa para keturunan Kyai Sepuh. Para santri tampak antusias mendengar salah satu kisah Kiai sepuh yang diceritakan oleh Ustadz Sandi Zainullah.”ketika Sang Ibu Khodijah Mengandung Kyai Hasan, beliau suatu malam bermimpi memakan rembulan. Menurut yang menafsirkan mimpiya bahwa anak yang dikandungnya akan menjadi orang besar. Benar saja, beliau adalah Kiai sepuh yang telah kita ketahui bersama.” Terangnya. Kegiatan dilanjutkan dengan tahlil bersama.

Setelah itu, rombongan santri baru didampingi pemandu berjalan ke arah barat menuju maqbaroh yang tak jauh dari tempat pertama meski lokasinya berada di luar kompleks pesantren. Di maqbaroh ini, terdapat beberapa makam para masyayikh Genggong, antara lain Kiai Ahmad Nahrawi, Kiai Asnawi, Kiai Nawawi, Kiai Tuhfah, KH. Ali Munib As’ad dan putranya (Gus Ainun Naim) serta beberapa makam keturunan KH. Moh. Hasan Genggong. Salah satu pemandu ziaroh, Ustad Teguh Firmansyah sempat bercerita sedikit tentang kisah salah satu Kiai, “Beliau (Kiai Tuhfa) ketika masih belia, umur dua belas tahun, sudah pandai sekali mengarang kitab.” Paparnya yang dilanjut dengan tahlil bersama.

Selepas dari mabaroh ini, rombongan berjalan ke arah barat menyusuri sawah-sawah guna melanjutkan perjalanan ziarah. Makam yang terletak di tengah-tengah sawah ini merupakan makam pendiri pertama Pondok Genggong, Kiai Zainal Abidin. Sesampainya di maqbaroh, para santri memilih beristirahat sejenak sebelum melakukan tahlil.

Selesai berziaroh, para santri baru kembali ke madrasah dengan melewati jalan KH. Hasan Saifourridzal. Meskipun harus berjalan lebih dari satu kilo meter, tidak ada kesan lelah dari para santri. Sebaliknya, mereka merasa senang bisa mengunjungi makam para Masyayikh Genggong sambil jalan-jalan. “nggak capek, sih. Malah seneng bisa tahu tempat-tempat makam para Kiai Genggong dan tahun sejarahnya. Asyik juga bisa jalan-jalan.” Ucap Adenrael Arkansyah, salah satu santri baru program Fullday Agama. (Gus/Fin)

Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *