Selamatan Khataman Profatan, Kamad Ajak Warga Madrasah Dawamul Wudhu’

Polokan: Santri Putri Saat Makan Bersama Dalam Rangka Selamatan Khataman Al-Qur’an

Genggong–  Setelah santri putra MTs. Zainul Hasan (MTs. Zaha) melaksanakan selamatan khataman Al-Qur’an beberapa bulan lalu, kini giliran santri putri melakukan kegiatan serupa. Selamatan sebagai puncak dari program menghafal dan mengkhatamkan Al-Qur’an (profatan) itu dilakukan pada Ahad (7/1).  Bertempat di GOR Damanhury Romli, para santri, asatidz dan asatidzah serta Kepala madrasah begitu khidmad mengikuti acara tersebut.

Selamatan yang dikemas dengan kegiatan Polo’an Akbar atau makan bersama ala santri ini berlangsung sekitar pukul 07.30 WIB. Kegiatan sendiri diawali dengan menuntaskan sisa bacaan surat Ad-Dhuha sampai surat An-Nas. Pembacaan surat-surat tersebut dipimpin oleh beberapa santri yang didampingi kepala madrasah serta diikuti oleh seluruh santri dan asatidz-asatidzah.

Dalam kegiatan ini juga diberikan penghargaan kepada para pemenang classmeeting dan peringkat kelas 7 dan 8. Juga penghargaan peringkat satuan kelas terbaik serta para santri yang berprestasi  dalam ajang  Komptisi Sains Madrasah tingkat kabupaten. Peraih peringkat terbaik satuan kelas tersebut juga mendapatkan beasiswa bebas syahriah bulanan selama satu semester genap.

Selain itu, ditengah-tengah acara, para asatidz-asatidzah dan santri juga memberikan kejutan kepada kepala madrasah, KH. Moh. Hasan Naufal. Sebab, kepala yang memimpin MTs. Zaha sejak tahun 2015 sedang berulang tahun yang ke 34. Suasana tambak lebih meriah, semua santri dan yang hadir memberikan tepuk tangan dan menyanyikan sebuah lagu mabruk alfa mabruk.

“Abuya sangat berterima kasih untuk kalian semua yang telah mempesembahkan abuya surprise ini. Semoga kebaikan kalian juga dibalas oleh Allah. “tutur kepala madrasah dalam sambutannya.

Dalam kesempatan itu beliau juga mengajak santri dan seluruh asatidz agar selalu dalam keadaan suci selama mengikuti pembelajaran agar ilmu lebih mudah diterima dan lebih barokah. “Mulai saat ini biasakan diri kita agar selalu suci. Usahakan santri putri dan ustadz tidak bersalaman agar wudhu’nya tidak batal, cukup senyum dan salam sudah mewakili semuanya”, ucap beliau.

Sebagai acara pamungkas, setelah doa para santri menikmati makan bersama. Mereka berjejer rapi berhadap-hadapan membentuk barisan yang masing-masing didepannya tersaji makanan dengan beralaskan plastik dan daun pisang. Makanan ini sengaja disiapkan oleh pihak madrasah untuk dimakan bersama. Dan sebagian santri juga membawa makanan dari rumah. Setelah doa makan dibaca oleh Abuya, para asatidz dan santripun dengan lahap menikmati nasi poloan dengan nikmat. (Tgh/Pin)

Telegram
Facebook
Twitter
WhatsApp
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *